Laporan Praktikum Survey dan Pemetaan Hutan
LAPORAN PRAKTIKUM
SURVEY DAN PEMETAAN HUTAN
PETA KONTUR
Nama :
Siti Hudaiyah
NIM :
15/382926/KT/08128
Co Ass :
Rian
Adi .S & M. Choiruddin Alfi
Shift : Selasa 13:00 WIB
LABORATORIUM
SISTEM INFORMASI SPASIAL DAN PEMETAAN
HUTAN
BAGIAN
MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS
KEHUTANAN
UNIVERSITAS
GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015
ACARA I
PETA KONTUR
A.
TUJUAN
1.
Praktikan mengetahui pengertian peta kontur.
2.
Praktikan mampu memahami tahapan membuat peta kontur.
3.
Praktikan mampu memahami peralatan dalam pemrosesan data spasial.
B.
DASAR
TEORI
Peta kontur adalah peta yang menggambarkan ketinggian permukaan bumi. Peta kontur dibuat dengan mengambil citra permukaan bumi dari pesawat udara atau satelit. Proses pencitraan
akan menghasilkan sebuah gambar permukaan bumi dengan warna–warna yang menunjukkan ketinggian tiap permukaan bumi yang dicitrakan. Gambar berwarna tersebut kemudian diolah dengan memberi batas berupa polyline untuk tiap permukaan bumi yang memiliki ketinggian yang sama (memiliki
warna yang sama). Tiap garis dalam polyline akan menggambarkan ketinggian permukaan bumi yang sama. Tiap polyline yang menggambarkan ketinggian permukaan bumi tertentu disebut sebagai kontur. Kumpulan dari kontur disebut sebagai peta kontur (Jimmy, 2006).
Salah satu
cara untuk membuat peta garis tinggi (peta kontur) yaitu dengan cara menarik
garis yang mempunyai ketinggian yang sama dari data penyebaran titik-titik
ketinggian pada suatu daerah. Penyebaran titi-titik ketinggian tersebut diukur
secara terestrial dengan mengikatkan salah satu titik ketinggian tertentu dan
titik ketinggian tersebut dihitung dari ketinggian di atas permukaan laut.
Titik ketinggian tertentu tersebut dapat berupa titik trianggulasi, titik dasar
teknik (TDT), titik puncak bukit, titik pada garis pantai sebagai titik nol (0
m) atau titik tertentu yang mempunyai nilai ketinggian (Maulana, 2014).
Garis kontur mempunyai arti yang
penting bagi perencanaan rekayasa, karena dari peta kontur dapat direncanakan,
antara lain: penentuan rute, saluran irigasi, bentuk irisan, tampang pada arah
yang dikehendaki, gambar isometrik dari galian/timbunan, besar volume
galian/timbunan, penentuan batas genangan pada waduk, dan arah drainase (Basuki, 2006).
Agar pengukuran dapat diwujudkan
dalam bentuk peta, setelah semua data di lapangan dihitung, meliputi
perhitungan koordinat (x,y), titik-titik kerangka pemetaan (poligon),
perhitungan ketinggian titik-titik poligon dari pengukuran sipat datar,
penarikan garis-garis kontur, dan editing (Basuki, 2006).
GPS (Global Positioning System) adalah sistem untuk menentukan posisi dan navigasi secara global dengan menggunakan satelit. Sistem yang pertama kali
dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika ini digunakan untuk kepentingan
militer maupun sipil (survei pemetaan dan informasi geografis). Sistem GPS yang
nama aslinya adalah NAVSTAR GPS (Navigation
Satellite Timing and Ranging Global Positioning System), mempunyai tiga
segmen pokok yaitu: satelit, pengontrol, dan penerima. Prinsip penentuan posisi
dengan GPS yaitu menggunakan reseksi jarak, dimana pengukuran jarak dilakukan
secara simultan ke beberapa satelit yang telah diketahui koordinatnya (Maulana,
2014).
Pemetaan hutan diantaranya
meliputi asumsi-asumsi, mempersiapkan catatan lapangan, mempersiapkan peta
kontur, mempersiapkan peta batas, dan menambah data posisi pohon (peta pohon).
Tujuan prosedur pemetaan hutan ini adalah untuk meminimkan penyimpangan lokasi
data lapangan dengan mendistribusikan kesalahan-kesalahan ke wilayah peta yang
lebih luas. Kesemuanya ini termasuk dalam kegiatan survei topografi hutan dan
pemetaan pohon (Klassen dan Hasbillah, 2007).
C.
ALAT
DAN BAHAN
1.
GPS (Global Positioning System)
2.
Kompas
3.
Klinometer
4.
Rollmeter
5.
Tali rafia
6.
Tally
sheet
7.
Alat tulis
8.
Komputer
9.
Software ArcGIS
D.
LANGKAH KERJA
1.
Pengambilan Data Peta Kontur
a.
Peta
Batas
Gambar 1. Peta Kontur Wanagama Petak 17
b.
Peta
Kontur
c.
Peta Pohon
2.
Pengolahan
Data Peta Kontur
Tabel 1. Hasil Pengukuran Peta Kontur Praktikum Survey
dan Pemetaan Hutan Lokasi Petak 17 Wanagama
Koordinat Batas
|
|||||||||||
Koordinat Titik Ikat (X,Y)
|
|||||||||||
449840
|
9125956
|
||||||||||
no
|
koord x
|
koord y
|
keterangan
|
||||||||
1
|
449840
|
9125956
|
0A
|
||||||||
2
|
449817
|
9125961
|
20A
|
||||||||
3
|
449796
|
9125962
|
40A
|
||||||||
4
|
449787
|
9125961
|
50A
|
||||||||
5
|
449791
|
9125986
|
20B
|
||||||||
6
|
449793
|
9126005
|
40B
|
||||||||
7
|
449793
|
9126013
|
50B
|
||||||||
8
|
449817
|
9126009
|
20C
|
||||||||
9
|
449833
|
9126011
|
40C
|
||||||||
10
|
449843
|
9126006
|
50C
|
||||||||
11
|
449839
|
9125988
|
20D
|
||||||||
12
|
449842
|
9125964
|
40D
|
||||||||
13
|
449840
|
9125956
|
0A
|
||||||||
|
|
Tabel 3. Koordinat Peta Pohon
|
|
LAPORAN PRAKTIKUM
SURVEY DAN PEMETAAN HUTAN
PETA SITUASI GEDUNG GSP
Nama :
Siti Hudaiyah
NIM :
15/382926/KT/08128
Co Ass :
Rian
Adi .S & M. Choiruddin Alfi
Shift : Selasa 13:00 WIB
LABORATORIUM
SISTEM INFORMASI SPASIAL DAN PEMETAAN
HUTAN
BAGIAN
MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS
KEHUTANAN
UNIVERSITAS
GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016
ACARA I
PETA SITUASI
A.
TUJUAN
1.
Memperkenalkan theodolit dan cara pemakaiannya dalam pengukuran lapangan guna pemetaan.
2.
Memberikan
pengetahuan terapan sehingga dapat lebih
memahami dan mampu
mengaplikasikannya ke dalam wujud peta
situasi.
B.
DASAR
TEORI
Peta merupakan gambaran
permukaan bumi di atas kertas dengan skala tertentu. Keberadaan peta sangatlah
penting terutama sebagai data spasial dan sumber informasi dari suatu kawasan.
Informasi yang diberikan bisa bermacam-macam tergantung dari jenis peta itu
sendiri (Wongotsitro, 1980).
Peta itu sendiri
mempunyai jemis yang bermacam-macam. Salah satunya yaitu adalah peta situasi.
Dimana peta situasi adalah gambaran spasial keberadaan wilayah atau lokasi
suatu kegiatan, yang diwujudkan dalam simbol-simbol berupa titik, garis, area,
dan atribut. Peta situasi itu sendiri mempunyai fungsi yaitu peta yang
menggambarkan atau menunjukkan situasi maupun kondisi pada suatu wilayah
tertentu.
Azimuth
adalah sudut arah yang dimulai dari arah utara berputar searah putaran jarum
jam. Arah utara yang sebenarnya adalah arah kutub utara bola bumi atau arah
meridian (Basuki, 2006).
Dalam pembuatan peta ini
diperlukan beberapa alat. Salah satu alat ukur yang digunakan dalam pengambilan
data di lapangan adalah theodolite. Theodolite merupakan alat ukur tanah yang
universal. Selain digunakan untuk mengukur sudut horizontal dan sudut vertikal,
theodolite juga dapat digunakan untuk mengukur jarak secara optis, membuat
garis lurus, dan sipat datar orde rendah (Senawi, 2008).
Theodolite merupakan alat
ukur digital yang berfungsi untuk membantu pengukuran kontur tanah pada wilayah tertentu. Alat ini
mempunyai beberapa kelebihan di antaranya dapat digunakan untuk memetakan suatu
wilayah dengan cepat. produk dari pengukuran wilayah menggunakan theodolite ini
salah satunya adalah peta situasi dan peta kontur tanah. Peta situasi adalah
peta suatu wilayah yang dihasilkan dari pengukuran di lapangan yang didalamnya
terdapat data letak bangunan, elevasi tanah atau kontur, letak pohon, letak
saluran drainase, koordinat bangunan tertentu, benchmark,
sungai, dan sebagainya. Sedangkan peta kontur berisi data kontur tanah saja
pada wilayah tertentu. Theodolite ini juga bisa juga digunakan untuk pengukuran
bendungan, sungai, tebing, jalan, setting out bangunan.
Setting out bangunan adalah kegiatan menentukan patok-patok pondasi di
lapangan. Istilah lain adalah memindahkan data pada gambar kerja ke lapangan.
Pada proyek gedung alat ini biasa digunakan untuk menentukan as-as pondasi atau
kolom, marking elevasi lantai atau patok, cek vertikal kolom,
dan sebagainya. Inilah beberapa kegunaan theodolite di lapangan. Bagian-bagian pokok dari theodolite adalah:
1.
Operating keys yaitu tombol-tombol
yang digunakan untuk memberi perintah pada layar untuk menampilkan data-data
sudut, kemiringan, untuk set 0 derajat, dan sebagainya.
2.
Display yaitu layar yang berfungsi
menampilkan data-data yang sudah disebutkan pada point no 1
3.
Optical plummet telescope yaitu
lensa atau teropong yang digunakan untuk melihat apakah alat ini sudah
benar-benar di atas patok atau belum. Apabila sudah tepat di atasnya, maka
patok akan terlihat dari Optical plummet telescope.
4.
Horizontal motion clamp yaitu bagian
yang digunakan untuk mengunci gerak theodolite secara horizontal
5.
Horizontal tangent screw yaitu
bagian pada Horizontal motion clamp yang digunakan untuk menggerakkan
theodolite ke arah horizontal secara halus.
6.
Horizontal motion clamp yaitu bagian
yang digunakan untuk mengunci gerak theodolite secara vertikal atau naik turun
7.
vertikal tangent screw yaitu bagian
pada vertikal motion clamp yang digunakan untuk menggerakkan theodolite ke arah
vertikal secara halus.
8.
Nivo Kotak yaitu nivo berisi air dan
udara berbentuk lingkaran yang digunakan untuk cek tingkat kedataran pada sumbu
I vertikal.
9.
Nivo tabung yaitu nivo berisi air dan
udara berbentuk tabung yang digunakan untuk cek tingkat kedataran pada sumbu II
horizontal. Dimana sumbu II horizontal harus tegak lurus dengan sumbu I
vertikal seperti pada gambar di bawah ini.
Bagian-bagian di atas lah yang akn
membedakan fungsi instrumen ini sehingga cakupan pekerjaan bisa lebih luas.
Salah satu kelemahan instrument ini adalah membutuhkan waktu setting alat yang
lebih lama karena mempunyai bagian yang lebih kompleks.
C.
ALAT
DAN BAHAN
1.
GPS (Global Positioning System)
2.
Kompas
3.
Klinometer
4.
Rollmeter
5.
Tali rafia
6.
Tally
sheet
7.
Alat tulis
8.
Komputer
9.
Software ArcGIS
D.
LANGKAH KERJA
Tabel 1. Hasil Pengukuran Peta Kontur Praktikum Survey
dan Pemetaan Hutan Lokasi Petak 17 Wanagama
Comments
Post a Comment