Mengenal Jenis Pepohonan di UGM



Dosen : Atus Syahbudin, P.hD

Pada postingan kali ini, saya akan membagikan perasaan saya setelah mengenali jenis pepohonan di UGM. Yaa, sebenarnya belum pas dikatakan mengenali karena actually baru 65 pohon + 4 pohon (jadinya 69 pohon) yang kami kenali.
Nah, bagaimana cara kami mengenal pohon-pohon itu? Praktikum lapanganlah yang mengajarkan pada kami.
  1. Berangkat praktikum.
Praktikum dilaksanakan di hari Sabtu-Minggu (so sad, right?) karena waktunya longgar untuk mengenali lebih dalam tentang mereka, meskipun menyita weekend (disitu saya sedih). Apa saja yang dibawa? Co ass kami, menginstruksikan agar kami membawa tally sheet (lembar pengamatan yang dipersiapkan untuk 60 jenis pohon, berisi parameter yang akan kami amati), alat tulis, air minum (banyak, karena cukup exhausted mengingat cuaca puanas), makan siang, snack, jas hujan/paying, daaan yang terpenting adalaaah semangat!
  1. Pengamatan lapangan
Oh iya kami disini dibantu sama co assistant praktikum sesuai dengan pada saat di kelas, kelompok kami sama Mas Andi. Master ko as Fito kami menyebutnya, karena beliau adalah koordinator seluruh asisten praktikum fito. Sama Mas Andi, tidak ada pertanyaan yang tidak terjawab, dan itu semua di luar kepala. Ckck. Lokasi pengamatannya adalah di kampus UGM sebelah timur Jakal. Terbayang kan betapa luasnya? Tapi kami semangat!
Pengamatan diawali dengan mengamati ciri lapangan dari pohon, mulai dari bentuk tajuk, kerapatan tajuk, percabangan, warna kulit luar, tipe batang, getah, dan ciri lain yang dapat diamati dari jauh.
Lebih lanjut lagi, kami mengamati perakaran, daun, stipula, bunga, buah, biji. Secara umum parameter yang diamati adalah sebagai berikut:
  1. Nama lokal, dan nama ilmiah
  2. Ciri lapangan
  3. Bentuk tajuk
  4. Kerapatan tajuk
  5. Batang
  6. Bentuk batang
  7. Kelurusan batang
  8. Tipe batang
  9. Warna kulit luar
  10. Warna kulit dalam
  11. Tebal kulit
  12. Permukaan kulit
  13. Pola mengelupas pada kulit
  14. Ada tidaknya lentisel pada kulit
  15. Percabangan
  16. Warna daun muda
  17. Akar
  18. Perakaran
  19. Ada tidaknya banir
  20. Bentuk banir
  21. Daun:
  22. Tipe daun
  23. Duduk daun
  24. Bentuk daun
  25. Pangkal daun
  26. Tepi daun
  27. Ujung daun
  28. Pertulangan daun (tulang daun primer, tulang daun sekunder, tulang daun tersier)
  29. Permukaan daun
  30. Permukaan bawah daun
  31. Tebal daun
  32. Warna permukaan daun
  33. Warna bawah daun
  34. Ciri khas pada daun, misalnya tulang daun primer tidak di tengah, daun muda berwarna merah, ada tidaknya domatia dan susunannya pada daun tunggal, ada tidaknya sayap antarsirip pada daun majemuk
  35. Stipula
  36. Ada/tidaknya
  37. Jenis stipula
  38. Bentuk stipula
  39. Ukuran stipula
  40. Bunga:
  41. Tipe bunga
  42. Jenis karangan bunga jika majemuk
  43. Letak bunga atau karangan bunga
  44. Simetri bunga
  45. Ada tidaknya brachtea dan brachteola, serta bentuknya
  46. Warna benang sari
  47. Berumah satu atau dua
  48. Rumus bunga
  49. Bila gymnospermae, apa bentuk organ generatifnya, 1 sisik berapa biji
  50. Buah:
  51. Tipe buah
  52. Bentuk buah
  53. Ada tidaknya plasenta buah, dan warnanya
  54. Ukuran buah
  55. Jumlah kampuh
  56. Biji:
  57. Jumlah biji
  58. Bentuk biji
  59. Ukuran biji
  60. Keadaan bulu
  61. Warna kulit biji
  62. Sayap pada biji
  63. Bila ada, jumlah sayap panjang dan sayap pendek berapa, jumlah urat pada sayap panjang berapa
  64. Getah:
  65. Ada tidaknya getah dan warnanya
Dari parameter-parameter tersebut, setiap pohon mempunyai ciri khas yang membedakannya dengan pohon lain. Misalnya sengon buto memiliki bentuk buah polong yang melingkar seperti daun telinga, dan memiliki warna yang cantik pada bijinya. Akasia tidak memiliki daun, tetapi memiliki filodia yang merupakan pelebaran dari tangkai daun. Akasia ini masuk ke dalam Mimosaceae karena pada awal pertumbuhan, daunnya menyerupai daun Mimosaceae yang lain, meskipun setelah dewasa daun ini tidak lagi tampak dan digantikan oleh filodia. Ciri khas seperti inilah yang akan membuat kita mudah mengingatnya, terutama mengingat nama ilmiahnya. Co ass pasti menjelaskan bagian yang khas dari suatu tanaman, maka ingat-ingatlah hal itu. Coba kait-kaitkan dengan sesuatu yang ada di otak kita, untuk memudahkan proses memorizing. Selain itu, mengingat-ingat lokasi pengamatan juga salah satu tips yang manjur untuk mengingat pohon yang diamati. Karenaa, 65 pohon bukan jumlah yang sedikit lho untuk newbie seperti kami? Hal ini juga merupakan tantangan besar bagi kami untuk menjalani responsi. Semangaat!
Oh iya, sedikit nih ciri khas yang saya ingat
1. Mimosaceae : daun majemuk menyirip ganda 2 sempurna genap, biji polong
Contohnya seperti di atas, anggota Mimosaceae yang lain misalnya kaliandra (Caliandra haematocephala), flamboyan (Delonix regia), saga (Adenanthera pavonina), dan masih banyak yang lain.
2. Family Caesalpiniaceae juga mempunyai buah polong mirip dengan Mimosaceae, tetapi bentuk daunnya sebagian besar adalah oval/jorong. Contoh anggotanya adalah johar (Cassia siamea), kupu-kupu (Bauhinia purpurea).
3. Family Sapotaceae : keluarga sawo-sawoan, memiliki getah berwarna putih. Anggotanya sawo kecik (Manilkara kauki), tanjung (Mimusops elengi).
4. Dipterocarpaceae : keluarga kayu Kalimantan (ini menurut saya, karena sebagian besar habitat aslinya adalah lahan gambut Kalimantan), merupakan jenis kayu komersiil, cirinya yang paling kentara adalah batang besar, lurus, dan tinggi, tajuk kubah, menghasilkan damar, pertulangan daun sekunder sangat jelas, biji bersayap. Contoh anggotanya yaitu keruing (Dipterocarpus sp.), meranti (Shorea sp.), kamper (Dryobalanops sp.), merawan (Hopea sp.), dan lain-lain.
5. Meliaceae : keluarga mahoni, mempunyai daun majemuk menyirip ganda sempurna genap, bentuk daun oval sampai jorong, ukuran daun rata-rata 10x5 cm, daun berwarna hijau tua, agak mengkilap, batang besar namun tidak sebesar Dipterocarpaceae, permukaan batang pecah horizontal, buah berbentuk kapsul. Anggotanya mahoni (Swietenia macrophylla), suren (Dysoxylum sp.), kaya (Khaya anthotheca), dan lain-lain.
6. Myrtaceae : anggota dari keluarga ini mengeluarkan aroma yang khas (fresh) dari bagian tubuhnya. Contohnya leda (Eucalyptus deglupta), ampupu (Eucalyptus urophylla), sikat botol (Callistemon citrinus), kayu putih (Malaleuca cajuputii), dan lain-lain.
7. Araucariaceae : keluarga tanaman berbiji terbuka, tajuk pagoda/silinder, percabangan sebagian besar plagiotrof, batang mempunyai ciri khas sendir-sendiri, mengeluarkan getah. Contohnya damar (Agathis dammara), araukaria (Araucaria cunninghamii), dan lain-lain

Karena parameter yang diamati banyak, kami membutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk masing-masing pohon (termasuk moving). Tapi itu ga kerasa, karena untungnya saya dapat kelompok yang seru.
  1. Pengumpulan data
Setelah selesai pengamatan, tally sheet diserahkan kepada co ass untuk dikoreksi. Selanjutnya data diakumulasi ke dalam form yang sudah disiapkan oleh co ass.
Seperti ini contoh form yang sudah kelompok kami isi. download
  1. Apa sih tujuan pengumpulan data ini?
Nahh, hal ini berkaitan dengan tugas selanjutnya yaitu kunci determinasi. Yeay. Pernah dapat cerita dari kakak tingkat bahwa kunci determinasi ini emm, momok dari praktikum fito. Kelompok kami yang beranggotakan 12 orang dibagi menjadi 4 kelompok kecil. Saya bareng sama Novita, sama Sitor. Mereka kerjasamanya bagus guys, dan bisa diandalkan. Well, everything’s well done. Saya kebagian kunci determinasinya, dan mereka berdua matriksnya. Karena jujur saya ga bisa rapih untuk mengerjakan sesuatu seperti matriks. Bagian mana yang disebut momok juga saya bingung.
Contoh kunci determinasi yang kami buat bisa di download disini.
Oke tiba di penghujung artikel guys. Semoga artikel ini bermanfaat, dan kami sangat menerima masukan yang konstruktif. Selamat mengenal pohon di UGM :)

Comments

Popular posts from this blog

Laporan Praktikum Perencanaan Sumberdaya Hutan

Laporan Praktikum Silvikultur Fakultas Kehutanan UGM

Laporan Praktikum Inventarisasi Sumberdaya Hutan